Serangkaian serangan rudal di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman, meningkatkan ketegangan antara Iran dan sekutu-sekutunya dengan Israel dan Amerika Serikat. Kekhawatiran akan eskalasi krisis di Timur Tengah semakin membesar setelah serangan-serangan tersebut, termasuk konflik berkepanjangan di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas.
KataKabar Online: Internasional – Jumlah serangan rudal yang terjadi di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman meningkat sepanjang akhir pekan ini. Hal ini semakin meningkatkan risiko meluasnya krisis di Timur Tengah. Ketegangan yang memuncak antara Iran dan sekutu-sekutunya dengan Israel dan Amerika Serikat menjadi sorotan utama.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menyuarakan kekhawatirannya. Menurutnya, serangan kelompok Houthi dan serangan balasan oleh Amerika Serikat, dapat mengakibatkan ketegangan di Laut Merah lepas kendali.
“Kawasan kita sedang menghadapi situasi sulit dan berbahaya. Kami menyerukan deeskalasi,” ujarnya dalam wawancara dengan CNN, Minggu (21/1/2024).
Pada Sabtu (20/1/2024), Iran melaporkan bahwa lima anggota Garda Revolusi tewas dalam serangan rudal di Damaskus, Suriah. Iran pun menyalahkan Israel atas serangan tersebut. Di Lebanon, serangan Israel dilaporkan menewaskan tiga anggota kelompok Hezbollah yang didukung oleh Iran.
Pasca-serangan tersebut, kelompok bersenjata yang mendukung Iran melancarkan serangan rudal balistik terhadap pasukan koalisi Amerika Serikat di Irak. Peristiwa ini menandai peningkatan serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah. Meskipun sebagian besar proyektil berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara pangkalan, beberapa menyebabkan dampak signifikan.
“Beberapa rudal balistik dan roket diluncurkan oleh kelompok yang didukung Iran di Irak barat. Mereka menargetkan Pangkalan Udara Al-Assad,” kata Pusat Komunikasi Komando Pusat AS, Centcom.
Hari yang sama, Amerika Serikat melancarkan serangan baru di Yaman, menargetkan rudal antikapal milik Houthi. AS menyatakan bahwa rudal-rudal tersebut mengancam kapal-kapal yang melintas di Laut Merah. Sementara Houthi mengklaim bahwa serangan mereka ditujukan kepada kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel dan sekutunya.
Amerika Serikat Ungkap Dukungan Iran kepada Houthi
Pada Desember 2023, Amerika Serikat mengungkap dukungan Iran kepada Houthi. Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, berulang kali membantah, Teheran terlibat dalam serangan Houthi di Laut Merah. Senada, Juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalamm, juga membantah keterlibatan Iran atau Hezbollah dalam serangan di Laut Merah.
Houthi menyatakan, serangan mereka merupakan dukungan kepada Hamas, yang saat ini menghadapi militer Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sementara Israel, pada Sabtu (20/1/2024), terus melancarkan serangan di berbagai titik di Gaza.
Sementara itu, warga Palestina dihadapkan pada situasi sulit, termasuk pertempuran dengan tank Israel. Selain itu, pesawat Israel terus menyebarkan selebaran, mendesak bantuan untuk melacak lokasi sandera yang masih ditawan oleh Hamas.
Militer Israel juga melaporkan penemuan terowongan jebakan sepanjang 1 kilometer di Gaza. Mereka meyakini terowongan tersebut digunakan oleh Hamas. Meskipun tidak ditemukan sandera, operasi militer Israel di Gaza terus berlanjut sebagai respons terhadap serangan Hamas.
Hamas sendiri disebut sebagai bagian dari “Poros Perlawanan,” aliansi regional. “Poros Perlawanan,” aliansi regional itu melibatkan Hezbollah di Lebanon, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah, kelompok milisi Syiah di Irak, dan Houthi yang menguasai sebagian besar Yaman.
Situasi ini semakin mempertajam ketegangan di Timur Tengah, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi krisis yang lebih luas di wilayah tersebut.