Tradisi mistik dan kepercayaan pada dukun politik terus menjadi bagian menarik dalam politik Indonesia, terbukti dari keterlibatan tokoh besar seperti Bung Karno dan Soeharto. Fenomena ini memunculkan perdebatan seputar hubungan antara mistikisme dan eksistensi politik, menciptakan narasi unik di tengah kompleksitas politik Nusantara.
KataKabar Online: Ragam – Popularitas dan eksistensi di dunia politik Indonesia tidak semata-mata bergantung pada karisma atau pencapaian konvensional. Semakin banyak orang yang meyakini bahwa kedekatan dengan hal-hal mistis adalah kunci untuk mempertahankan diri di dunia politik yang keras. Fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru, namun terus berlanjut dari masa ke masa, diperkuat oleh jejak-jejak yang ditinggalkan oleh para pemimpin bangsa sebelumnya seperti Bung Karno dan Soeharto.
Bung Karno dan Keterlibatan dalam Mistikisme
Bung Karno, sebagai salah satu founding father Indonesia, tidak hanya dikenal karena kepiawaiannya dalam diplomasi politik, tetapi juga karena keterlibatannya dalam hal-hal mistis. Ia tidak hanya mengunjungi makam raja-raja Nusantara, tetapi juga memiliki penasihat spiritual dan dukun politik terkenal, salah satunya adalah Sosrokartono.
Sosrokartono, seorang ahli kebatinan dengan kekuatan metafisika yang luar biasa. Kakak dari Raden Ajeng Kartini menjadi salah satu tokoh yang memberikan saran dan dukungan kepada Bung Karno dalam setiap langkah perjuangannya, terutama ketika Indonesia baru merdeka. Bahkan, Bung Karno mengutus dokter pribadinya, R. Soeharto, untuk berkonsultasi dengan Sosrokartono di Bandung. Tujuannya jelas: meminta nasihat agar Indonesia tetap merdeka setelah meraih kemerdekaannya.
Soeharto dan Mistisisme Jawa
Soeharto, yang dikenal dengan julukan “The Smiling General”, juga tidak luput dari pengaruh mistisisme dalam kepemimpinannya. Sejak awal rezim Orde Baru, Soeharto sudah memiliki ketertarikan pada kepercayaan religius Jawa. Sejak kecil, ia memiliki hubungan dekat dengan seorang dukun bernama Kiai Daryatmo. Konon, Kiai Daryatmo ini yang menjadi guru spiritualnya sepanjang kariernya.
Menurut Dhianita Kusuma Pertiwi dalam bukunya “Mengenal Orde Baru” (2021), kecenderungan Soeharto terhadap kepercayaan religius Jawa membentuk sikapnya sebagai pemimpin. Sikap ini terus terjaga selama ia menjadi presiden, mencerminkan nilai-nilai ideal pemimpin dalam konsep kekuasaan Jawa.
Dukun Politik dalam Pemilu dan Pilpres
Tidak hanya dalam mempertahankan kekuasaan, tapi juga dalam mencari kekuasaan, praktik mistisisme seringkali menjadi bagian dari strategi politik. Pada Pemilu dan Pilpres 1999, beberapa pimpinan partai politik, termasuk Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari PKB dan Megawati Soekarnoputri dari PDIP, konon melibatkan dukun politik dan penasihat spiritual dalam langkah perpolitikannya.
Gus Dur pernah melakukan ruwatan di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Sementara Megawati mencari wejangan dari penasihat spiritual. Fenomena ini menjadi contoh bagaimana tokoh-tokoh politik menggunakan ajiannya untuk mendapatkan dukungan mistis dalam perjalanan politik mereka.
Perdebatan dan Keraguan terhadap Dukun Politik
Meskipun banyak pemimpin bangsa terlibat dalam praktik mistik dan berurusan dengan paranormal, ada juga keraguan dan perdebatan seputar efektivitas dukun politik dalam Pemilu. Beberapa anggota DPR, seperti Permadi dari PDIP yang juga seorang paranormal, menyebut bahwa sejumlah pemimpin, termasuk Megawati, bersikap selektif dalam menerima bantuan mistik.
Namun, meskipun banyak diragukan, fenomena ini tetap eksis dan terus menjadi bagian dari perjalanan politik di Indonesia. Aktivitas meminta dukungan kepada dukun politik tetap ramai hingga era modern saat ini.
Tradisi Mistik dan Politik Beriringan
Tradisi mistik dan politik sepertinya tetap beriringan di Indonesia, terutama dalam konteks perjuangan politik para pemimpin bangsa. Jejak-jejak Bung Karno dan Soeharto yang melibatkan dukun politik dan penasihat spiritual menunjukkan bahwa, bagi sebagian politisi, elemen mistis bukan hanya sekadar kepercayaan pribadi, tetapi juga strategi untuk menghadapi perjalanan politik yang penuh tantangan.
Meskipun kontroversial dan dianggap skeptis oleh sebagian masyarakat, keberadaan dukun politik dan praktik mistikisme terus menjadi fenomena menarik dalam politik Indonesia. Dalam perjalanan menuju Pemilu dan perjuangan politik, banyak tokoh terus mencari dukungan dari dunia mistik. Fenomena ini menciptakan narasi unik yang menjadi bagian dari kompleksitas politik Nusantara.