Meskipun Kapal Pusaka Cheng Ho memiliki prestasi maritim luar biasa, Kapal Jung Jawa milik Majapahit jauh lebih besar dan jumlahnya mencapai 400 buah.
KataKabar Online: Histori – Dalam sejarah Dinasti Ming, Kapal Pusaka Cheng Ho menjadi salah satu puncak kejayaan dalam eksplorasi maritim. Kapal yang dinaiki oleh Cheng Ho mencapai ukuran yang mengesankan, dengan panjang 138 meter dan lebar sekitar 56 meter. Namun, jika dibandingkan dengan kapal Jung Jawa milik Majapahit, kehebatan Kapal Pusaka Cheng Ho menjadi relatif kecil. Kapal Jung Jawa, yang mencapai jumlah 400 buah, memiliki ukuran 2,2 – 2,8 kali lebih besar dari Kapal Pusaka Cheng Ho.
Sejarah Kapal Pusaka Cheng Ho dan Kapal Jung Jawa tidak hanya menceritakan tentang kebesaran fisik kapal, tetapi juga mengungkap perbedaan nasib keduanya. Kapal Pusaka Cheng Ho hilang sebelum kedatangan Portugis, sedangkan Kapal Jung Jawa tetap berlayar hingga masa Jaman Portugis. Namun, hilangnya Kapal Jung Jawa ternyata terkait erat dengan politik Isolasi Diri masa Mataram.
Menilik Catatan Diego de Couto
Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1645, Diego de Couto mencatat informasi menarik tentang kemampuan navigasi orang Jawa. Menurutnya, orang Jawa dianggap sebagai perintis seni navigasi paling kuno, bahkan lebih tua dari orang Cina. Diego de Couto menyebut bahwa seni navigasi ini diteruskan dari orang Cina kepada orang Jawa, namun pernyataan ini menimbulkan kebingungan.
Diego de Couto mengatakan:
“Orang Jawa adalah orang-orang yang sangat berpengalaman dalam seni navigasi, sampai mereka dianggap sebagai perintis seni paling kuno ini, walaupun banyak yang menunjukkan bahwa orang Cina lebih berhak atas penghargaan ini, dan menegaskan bahwa seni ini diteruskan dari mereka kepada orang Jawa. Tetapi yang pasti adalah orang Jawa yang dahulu berlayar ke Tanjung Harapan dan mengadakan hubungan dengan Madagaskar, dimana sekarang banyak dijumpai penduduk asli Madagaskar yang mengatakan bahwa mereka adalah keturunan orang Jawa.” (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_jung)
Pernyataan tersebut menciptakan kesan bahwa orang Cina lebih berhak atas penghargaan dalam seni navigasi, namun realitasnya, pada akhir abad ke-13, ketika Kubilai Khan menyerang Jawa, kapal Cina memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil. Kapal Cina yang digunakan dalam serangan tersebut hanya mampu membawa 30 penumpang, sementara pada abad ke-3, kapal Jawa sudah memiliki kapasitas hingga 500 orang dengan ukuran kapal mencapai 61 meter.
Ketika Cheng Ho menjelajahi lautan pada abad ke-15 dengan kapal sepanjang 136 meter, Kapal Jung Jawa milik Majapahit telah mencapai ukuran yang lebih besar dan jumlah yang lebih banyak. Dengan perbandingan sekitar 2,2-2,8 kali lebih besar dan 400 buah lebih banyak, Kapal Jung Jawa menjadi bukti keunggulan Majapahit dalam pengembangan teknologi maritim pada masa itu.
Hilangnya Kapal Jung Jawa
Misteri hilangnya Kapal Jung Jawa menjadi sebuah bab tersendiri dalam sejarah maritim Nusantara. Kapal ini tetap berlayar hingga masa Jaman Portugis, sebelum akhirnya menghilang dari catatan sejarah. Isolasi diri yang diterapkan oleh Mataram dapat diidentifikasi sebagai faktor utama hilangnya Kapal Jung Jawa.
Pada masa itu, Mataram menjalankan politik isolasi diri sebagai upaya untuk melindungi diri dari ancaman luar, termasuk serangan dari bangsa Eropa. Kebijakan ini berdampak besar pada interaksi perdagangan dan hubungan maritim dengan luar Nusantara. Kapal-kapal yang menjadi simbol kehebatan Majapahit di lautan menjadi terpinggirkan akibat politik isolasi diri ini.
Perbandingan Antara Kapal Pusaka Cheng Ho dan Kapal Jung Jawa
Ketika melihat perbandingan antara Kapal Pusaka Cheng Ho dan Kapal Jung Jawa, terlihat jelas bahwa Kapal Jung Jawa memiliki keunggulan yang signifikan dalam hal ukuran dan jumlah. Kapal Pusaka Cheng Ho yang panjangnya 138 meter dan lebarnya 56 meter terasa kecil jika dibandingkan dengan Kapal Jung Jawa yang memiliki ukuran 2,2-2,8 kali lebih besar dan jumlahnya mencapai 400 buah.
Pentingnya Pengembangan Teknologi Maritim di Nusantara
Sejarah Kapal Pusaka Cheng Ho dan Kapal Jung Jawa menggambarkan peran penting Nusantara dalam pengembangan teknologi maritim pada masa lalu. Bangsa Indonesia memiliki warisan maritim yang kaya, mencakup pengetahuan dalam seni navigasi, pengembangan kapal, dan keberanian dalam menjelajahi lautan.
Pengembangan teknologi maritim menjadi kunci bagi kemajuan suatu peradaban. Kehebatan Kapal Jung Jawa menjadi bukti bahwa Nusantara bukan hanya sekadar pengikut, tetapi juga pelopor dalam seni navigasi dan teknologi maritim. Perbandingan dengan Kapal Pusaka Cheng Ho menunjukkan bahwa keunggulan teknologi maritim Nusantara tidak boleh diabaikan.
Sejarah Kapal Pusaka Cheng Ho dan Kapal Jung Jawa mengungkapkan perbedaan yang mencolok dalam hal ukuran, jumlah, dan nasib keduanya. Kapal Pusaka Cheng Ho, meskipun mencapai prestasi luar biasa dalam eksplorasi maritim, terlihat kecil jika dibandingkan dengan kehebatan Kapal Jung Jawa milik Majapahit.
Pernyataan Diego de Couto, meskipun menarik, perlu dinilai dengan hati-hati, terutama dalam konteks kemajuan teknologi maritim pada masanya. Kehebatan Kapal Jung Jawa menjadi saksi bisu akan keunggulan Nusantara dalam pengembangan teknologi maritim pada masa lampau. Melalui perbandingan ini, kita dapat menghargai dan memahami warisan maritim Nusantara yang kaya dan berharga. @redaksi