Lautan pasir Segara Wedi di Taman Nasional Bromo Tengger, Semeru, terungkap memiliki daya tarik misterius, yakni “Pasir Berbisik”, yang menginspirasi legenda romantis dan cerita rakyat Suku Tengger. Meskipun catatan ilmiah menjelaskan pembentukan lautan pasir secara rasional, desiran angin yang menciptakan suara khas seperti bisikan tetap menjadikan Bromo sebagai destinasi yang memikat di Indonesia.
KataKabar Online: Misteri – Destinasi wisata paling eksotis di Indonesia, Taman Nasional Bromo Tengger, Semeru, telah berhasil menyihir hati para pelancong dengan pesonanya yang tak terlupakan. Di balik kecantikan perbukitan, tantangan kawah, dan sunrise yang memikat, tersembunyi rahasia menarik yang membuatnya semakin misterius, yaitu lautan pasirnya.
Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Segara Wedi, dan menjadikan Bromo sebagai taman nasional yang memiliki lautan pasir. Luas lautan pasir ini mencapai 5.920 hektare, menjadikannya salah satu daya tarik utama bagi para wisatawan. Terletak di ketinggian 2.100 mdpl, lautan pasir ini melingkupi lima gunung, termasuk Gunung Bromo, Batok, Widodaren, Kursi, dan Watangan.
Pada tahun 2002, keindahan lautan pasir ini menjadi lokasi syuting untuk film Pasir Berbisik yang dibintangi oleh Christine Hakim dan Dian Sastro Wardoyo. Keberhasilan film tersebut meraih beberapa penghargaan di festival film internasional, menjadikan lautan pasir Bromo terkenal sebagai “Kawasan Pasir Berbisik”.
Misteri Bisikan Angin di Pasir Berbisik
Nama “Pasir Berbisik” tidak hanya sekadar julukan, tetapi juga memiliki cerita rakyat yang turut memperkaya misteri di balik lautan pasir Bromo. Menurut legenda yang beredar di masyarakat Suku Tengger, penduduk asli di dataran tinggi Bromo. Suku itu berdiam di empat kawasan di dataran tinggi Bromo, yakni Pasuruan, Malang, Lumajang dan Probolinggo.
Legenda ini berkaitan dengan Roro Anteng dan Joko Seger, serta anak mereka, Raden Kusumo yang melandasi terciptanya upacara Kasada setiap tahun. Dalam kisah tersebut menyebutkan, Roro Anteng dan Joko Seger saling mencintai sebelum menikah. Keduanya yang diyakini sebagai leluhur Suku Tengger itu saling mencintai satu sama lain.
Roro Anteng yang cantik jelita banyak menarik perhatian para pria, termasuk para raja, bangsawan, maupun orang sakti untuk melamar. Roro Anteng kemudian menetapkan syarat untuk calon suaminya, yakni membuat lautan pasir sebelum ayam jantan berkokok pada pagi hari.
Syarat itu pun disetujui seorang pria sakti, rupanya hal itu tak sulit baginya. Pria itu menggunakan bajak dan bekerja hingga tengah malam. Roro Anteng khawatir kemudian menumbuk lesung sehingga ayam berkokok sebagai penanda fajar menyingsing.
Karena ayam berkokok, pria itu dianggap gagal. Karena marah, bajaknya dilempar hingga menelungkup. Konon bajak yang menelungkup itu berubah menjadi Gunung Batok, yang ada di sekitar Bromo.
Fakta Ilmiah Membuka Tabir Misteri
Meskipun cerita rakyat memberikan sentuhan magis yang menarik pada lautan pasir Bromo, catatan ilmiah mengungkapkan fakta yang lebih rasional. Lautan pasir ini ternyata terbentuk dari letusan kecil dua gunung yang bertabrakan di kawasan Bromo. Material vulkanik yang terlempar membentuk lembah besar di kaldera, dan proses berulang ini akhirnya membentuk hamparan lautan pasir.
Tentu saja, keindahan alam dan misteri lautan pasir Bromo tetap menyihir hati setiap pengunjung. Dengan desiran angin yang menghasilkan suara khas seperti bisikan, Bromo terus mempertahankan reputasinya sebagai destinasi wisata yang memikat. Apakah Anda berani mencoba mendengarkan bisikan angin di kawasan Pasir Berbisik? Selamat menjelajah misteri alam Indonesia yang tak terhingga! @redaksi