Sri Susuhunan Pakubuwono XII, Raja Kraton Surakarta, memiliki peran sentral dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan dukungan diplomatik, militer, dan materi. Sumbangan Kraton Surakarta di masa pemerintahan Pakubuwono XII, baik dalam hal materi maupun moril, mencerminkan pengorbanan tanpa batas untuk kepentingan perjuangan nasional.
KataKabar Online: Histori – Sejarah kemerdekaan Republik Indonesia dipenuhi dengan berbagai tokoh yang berkontribusi besar dalam mempertahankan kedaulatan dan menghadapi tantangan berat. Salah satu figur yang tak dapat diabaikan adalah Sri Susuhunan Pakubuwono XII, Raja Kraton Surakarta, yang memiliki peran sentral dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kali ini, kita akan mengulas peran beliau dalam berbagai aspek, mulai dari dukungan diplomatik, dukungan militer, hingga dukungan materi dan moril yang diberikan Kraton Surakarta di bawah kepemimpinan Pakubuwono XII.
Dukungan Diplomatis: Meneguhkan Kedaulatan RI
Dukungan diplomatik dari Kraton Surakarta terhadap Republik Indonesia termanifestasikan melalui maklumat yang dikeluarkan oleh Pakubuwono XII pada 1 September 1945, yang isinya:
- Kami Pakoeboewono XII, Soesoehoenan Negeri Soerakarta-Hadiningrat, jang bersifat keradjaan adalah Istimewa dari Negara Repoeblik Indonesia, dan berdiri di belakang Pemerintah Poesat Negara Repoeblik Indonesia.
- Kami menjatakan, bahwa pada dasarnja segala kekoeasaan dalam daerah Negeri Soerakarta Hadiningrat terletak di tangan Soesoehoenan Soerakarta-Hadiningrat dengan keadaan dewasa ini, maka kekoeasaan- kekoeasaan jang sampai kini tidak di tangan kami dengan sendirinja kembali ke tangan kami.
- Kami menyatakan, bahwa berhoebungan antara Negeri Soerakarta-Hadiningrat dengan pemerintah Poesat Negara Repoeblik Indonesia bersifat langsoeng.
- Kami memerintahkan dan percaja kepada seloeroeh pendoedoek Negeri Soerakarta-Hadiningrat, meraka akan bersikap sesoeai dengan sabda kami terseboet di atas.
Dalam maklumat yang ditandatangani oleh Pakubuwono XII tersebut, secara tegas menyatakan bahwa Surakarta adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia dan bahwa segala kekuasaan di Surakarta berada di tangan Susuhunan. Hal ini menunjukkan komitmen Kraton Surakarta terhadap kemerdekaan RI dan keterlibatan langsungnya dalam pemerintahan pusat.
![](https://katakabar.id/wp-content/uploads/2024/01/SSISKS_Pakubuwono_XII-2-954x1024.jpg)
Pakubuwono XII juga turut aktif dalam proses diplomasi tingkat tinggi, terutama dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag pada 23 Agustus 1949. Keterlibatannya dalam perundingan tingkat internasional yang menghasilkan kesepakatan penting terkait pembentukan Republik Indonesia Serikat. Ini menjadi bukti konkrit dari peran diplomatik Pakubuwono XII dalam mengokohkan kemerdekaan Indonesia di mata dunia.
Dukungan Militer: Jenderal yang Berjuang di Garis Depan
Peran Pakubuwono XII tidak terbatas pada aspek diplomasi, melainkan juga mencakup dukungan militer yang signifikan. Sebagai panglima, beliau secara aktif terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan Jepang dan Agresi Belanda. Pangkat Letnan Jenderal Kehormatan yang disandangnya menggarisbawahi kontribusi nyata dalam bidang militer. Beliau sering mendampingi Presiden Soekarno meninjau garis depan pertempuran, memberikan dukungan moral dan semangat kepada para pejuang di front Surabaya, Pati, Bojonegoro, dan Kalimantan.
Keterlibatan Kraton Surakarta dalam memberikan bantuan logistik dan peralatan kepada pasukan perlawanan juga menjadi bukti konkret dukungan militer. Selama masa perang, Kraton tidak hanya menyediakan dukungan moral, tetapi juga menyokong perjuangan fisik dengan mengalirkan bantuan yang dibutuhkan oleh TNI dan satuan kelaskaran.
Pada 5 Agustus 1949 sempat terjadi perundingan antara Belanda dengan Kraton, namun sesungguhnya pertemuan itu hanya sebuah pendekatan sebagai bagian dari kegiatan intelijen TNI untuk mengetahui strategi Belanda. Hal ini dapat dijelaskan dari dokumen Gubernur Militer TNI yang mengatur tentang mekanisme hubungan Kasunanan dan Mangkunegaran melalui perwira teritorial (P.T) Mayor Achmadi selaku Komandan Daerah Teritorial Militer (Cdt.Mil) kota yang termuat dalam Surat Keputusan Gubernur Militer Istimewa II No.23/G.M./49 yang dikeluarkan pada tanggal 27 April 1949. Surat Keputusan tersebut berisikan:
- Cdt. Mil. Kota Surakarta sebagai satu-satunya instansi yang bernama G.M.SSPM./Div.II berhubungan dengan kedua Raja di Surakarta mengenai urusan Daerah Istimewa (politik).
- semua instansi baik Mil. maupun Civiel yang hendak berhubungan dengan kedua Raja tersebut diwajibkan melalui dan dengan sepengetahuan Pt.Cdt. Mil. Kota Surakarta yang memberikan laporan-laporan kepada G.M.SSPM./Div.II.
Dukungan Materi dan Moril: Pengorbanan Tanpa Batas
Sumbangan Kraton Surakarta dalam hal materi dan moril terus mengalir sepanjang periode perjuangan kemerdekaan. Tanpa mengenal lelah, Pakubuwono XII menyumbangkan aset-aset berharga seperti mobil sedan, puluhan kuda tunggang, dan berbagai barang berharga lainnya untuk kepentingan umum. Bahkan, kuda yang dipakai Panglima Besar Jenderal Soedirman bergerilya semasa perang mempertahankan kemerdekaan juga berasal dari pemberian Kraton.
Tak terhitung kekayaan Kraton diikhlaskan tanpa sisa untuk mendukung perjuangan nasional. Hingga, Pakubuwono XII sendiri tidak memiliki mobil pribadi, sampai Indonesia sepenuhnya berdaulat dan berdiri tegak.
Tidak hanya itu, Pakubuwono XII turut membantu pembebasan sejumlah besar tawanan politik dan tawanan perang Belanda, termasuk pegawai RI dan Tentara Pelajar. Di antaranya Lurah Ketandan-Klaten, Lurah Sunjang Gantiwarno, Lurah Merbung, Carik Ngalas Sastrowidjojo (Wirengan, Solo), Raden Soekemi Taroenomardjono (Lumbung Kulon, Solo), Djojosoemarto (Wirengan), Soehoel (Baluwarti, Solo), Raden Mas Poedjotaroeno (Mloyosuman, Solo), Raden Mas Taroenodarmoro (Lumbung Wetan), Raden Mas Padmowasito (Carangan, Solo), Raden Mas Soeratmoko (Sindunesan, Solo), Raden Ngabehi Soetowidagdo (Tamtaman, Solo), Kardono (anggota TP Bridge 17), dan Romly (dari kesatuan Batalyon Soenitioso).
Langkah-langkah kemanusiaan ini menunjukkan kesediaan Kraton Surakarta untuk berkontribusi dalam pemulihan masyarakat yang terdampak oleh konflik dan agresi. Upaya untuk mencegah pembakaran Dusun Banaran dan pembukaan lapangan pekerjaan melalui Jawatan Kartiprodjo mencerminkan kepedulian Pakubuwono XII terhadap kesejahteraan rakyatnya di tengah masa sulit.
Sri Susuhunan Pakubuwono XII muncul sebagai tokoh sentral dalam menjaga kemerdekaan Indonesia melalui kontribusi luar biasa dalam berbagai bidang. Dari dukungan diplomatik yang meneguhkan kedaulatan RI, partisipasi aktif dalam perundingan internasional, hingga peran nyata sebagai panglima di garis depan perjuangan, beliau terus berperan dalam membangun fondasi negara yang merdeka.
Pun dukungan moril, materi, dan kemanusiaan yang terus mengalir dari Kraton Surakarta menjadi bukti nyata pengorbanan tanpa batas untuk kepentingan bangsa. Sebagai pemimpin yang bijaksana dan penuh dedikasi, Pakubuwono XII layak dihormati sebagai salah satu pahlawan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. @redaksi