Kerajaan Talaga Manggung didirikan sebelum abad ke-15 oleh Sunan Talaga Manggung. Kerajaan ini mengalami puncak kejayaan di bawah Prabu Talagamanggung. Dalam perjalanannya, kerajaan ini mengalami pergantian kepemimpinan dari generasi ke generasi, hingga legenda hilangnya keraton yang berubah menjadi Talaga.
KataKabar Online: Histori – Sebagai salah satu bagian dari wilayah Jawa Barat yang kaya akan sejarah, Kabupaten Majalengka menyimpan cerita unik tentang Kerajaan Talaga Manggung. Sebelum Indonesia mengalami masa penjajahan, berbagai kerajaan pernah berkuasa di Jawa Barat, termasuk Kerajaan Pajajaran yang memegang kendali di sebagian besar wilayah ini. Namun, di tengah gemerlap sejarah, muncullah Kerajaan Talaga Manggung yang memiliki peran dan keunikan tersendiri. Artikel ini akan mengungkap sejarah, perkembangan, dan peninggalan berharga dari kerajaan yang pernah menguasai Majalengka tersebut.
1. Sejarah dan Pendiri Kerajaan Talaga Manggung
Menurut naskah kuno Carita Parahiyangan, Talaga merupakan salah satu kerajaan di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Lokasinya kini dikenal sebagai Kecamatan Talaga. Meskipun merupakan bawahan Pajajaran, Kerajaan Talaga memiliki identitas tersendiri dengan corak kebudayaan Budhisme.
Pada awal abad ke-13, sekitar tahun 1293, Kerajaan Talaga Manggung mulai berdiri di bawah kepemimpinan Prabu Dharma Suci atau Dharma Suci I, yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Kerajaan Galuh. Prabu Dharma Suci memiliki dua anak, yaitu Begawan Gara Siang dan Talaga Manggung.
Prabu Dharma Suci menyerahkan wilayahnya kepada Talaga Manggung, mengukuhkan Talaga Manggung sebagai pewaris tahta dengan gelar Dharma Suci II. Sementara, Begawan Gara Siang lebih berminat pada hal spiritual dan keagamaan.
Dharma Suci II, sebagai penerusnya, membawa Kerajaan Talaga Manggung mencapai puncak kejayaan. Setelah wafat, ia pun diberi gelar Sunan Talaga Manggung oleh masyarakat.
Dalam sejarahnya, kerajaan ini dikenal sebagai pusat koordinasi bagi berbagai kerajaan kecil di wilayah barat Jawa Barat. Penamaan “Talaga” konon terinspirasi dari Danau Sangiang, yang diyakini sebagai lokasi awal Keraton Talaga sebelum dipindahkan.
2. Tidak Ditaklukkan Cirebon
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Kerajaan Talaga Manggung akhirnya tunduk pada Kerajaan Cirebon. Namun, catatan sejarah Wangsakerta menegaskan bahwa Talaga tidak termasuk dalam daftar kerajaan yang ditaklukkan oleh Cirebon. Hal ini diperkuat oleh Pangeran Arya Carbon dalam pustaka Caruban Nagari, yang menjelaskan bahwa tidak terjadi pertempuran atau intervensi militer antara Talaga dan Cirebon. Hal yang sama dituturkan pula oleh Sejarawan, Budayawan, dan Wartawan Rais Purwacarita dalam catatannya Asal-Usul Majalengka
Meskipun memiliki hubungan dengan Kerajaan Cirebon, Kerajaan Talaga tidak pernah diserang. Suatu kesepakatan terjadi antara Sunan Gunung Jati dari Cirebon dan Pangeran Arya Saringsingan dari Talaga. Kesepakatan ini mengizinkan Sunan Gunung Jati untuk berdakwah di wilayah Talaga tanpa mengganggu keberlangsungan kerajaan tersebut.
Menurut Rais Purwacarita, faktor-faktor seperti kekuatan Kerajaan Talaga, koordinasi dengan kerajaan yang memusuhi Cirebon, dan hubungan erat dengan Pajajaran, yang membuat Talaga tidak pernah diusik oleh Kerajaan Cirebon dan tetap utuh.
3. Peninggalan Kerajaan Talaga Manggung
Keruntuhan Kerajaan Talaga Manggung diperkirakan terjadi pada tahun 1819 di bawah kekuasaan Arya Seca Nata, dipengaruhi oleh penjajahan. Meskipun tak lagi berkuasa, kerajaan ini meninggalkan warisan berharga yang masih terjaga hingga saat ini. Museum Talaga Manggung di Kecamatan Talaga, Majalengka, menjadi saksi bisu dari perjalanan gemilang kerajaan ini.
Museum tersebut menyimpan berbagai peninggalan, termasuk alat senjata pribadi seperti keris, pedang, dan baju perang. Uang kuno, Gong Renteng, Arca, dan Simbar Kencana juga menjadi bagian dari koleksi museum. Tiap Bulan Safar, museum ini menggelar kirab budaya “Nyiramkeun Pusaka Talaga Manggung” untuk menyucikan benda-benda pusaka tersebut. Ritual ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana edukasi sejarah bagi generasi masa kini.
Sejarah Kerajaan Talaga Manggung merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberagaman sejarah Jawa Barat. Dengan kebijaksanaan pemerintahan, hubungan diplomatik yang cerdas, dan warisan budaya yang kaya, Talaga Manggung mampu mempertahankan eksistensinya.
Meskipun akhirnya berakhir pada masa penjajahan, peninggalan berharga dari kerajaan ini dapat terus dinikmati dan dipelajari melalui Museum Talaga Manggung. Dengan mengunjungi museum ini, kita dapat menggali lebih dalam tentang gemerlap sejarah dan kejayaan Kerajaan Talaga Manggung yang pernah mengukir namanya di tanah Majalengka. @redaksi