HOS Tjokroaminoto tidak hanya memimpin Sarekat Islam (SI), organisasi massa terbesar di era pergerakan nasional, tetapi juga menjadi guru dari para pemimpin yang kelak membawa Indonesia menuju kemerdekaan.
KataKabar Online: Tokoh – HOS Tjokroaminoto atau Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjuluk Bapak Bangsa. Namanya tercatat dalam sejarah sebagai pemimpin abadi Sarekat Islam (SI), organisasi massa terbesar pada masa pergerakan nasional, yang dipimpinnya sejak tahun 1914 hingga akhir hayatnya.
Lahir dari Keturunan Bangsawan
HOS Tjokroaminoto lahir di Bakur, Madiun, Jawa Timur, pada 16 Agustus 1882. Ia berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya, R.M. Tjokroamiseno, adalah seorang wedana atau asisten bupati, sementara kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah menjabat sebagai Bupati Ponorogo.
Latar belakang keluarga yang terpandang memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan karakter HOS Tjokroaminoto sebagai seorang pemimpin yang visioner.
Guru Para Tokoh Besar Indonesia
Tidak hanya dikenal sebagai pemimpin Sarekat Islam, HOS Tjokroaminoto juga merupakan guru besar yang mencetak banyak tokoh penting Indonesia. Rumahnya di Surabaya menjadi tempat tinggal sekaligus pusat pembelajaran bagi para pemuda yang kelak menjadi pemimpin bangsa, seperti Sukarno (Presiden pertama RI), Semaoen, Musso, hingga Maridjan Kartosoewirjo.
Sukarno bahkan mengaku banyak belajar dari HOS Tjokroaminoto, baik dalam cara berpikir, berorasi, hingga gaya berpenampilan.
“Salah satu yang terpengaruh dan mengikuti jejak Pak Tjokro itu adalah Sukarno. Sebelumnya dia mengenakan blangkon tapi kemudian menggantinya dengan kopiah seperti Tjokro. Kopiah lantas tak lagi menjadi monopoli kalangan santri tapi sudah menasional,” ungkap Abdul Mun’im DZ dalam buku Fragmen Sejarah NU, Menyambung Akar Budaya Nusantara.
Perjalanan Panjang di Sarekat Islam
Kiprah HOS Tjokroaminoto di Sarekat Islam dimulai sejak usia 22 tahun. Ia bergabung dengan Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surabaya pada tahun 1912. Tjokroaminoto juga berperan besar dalam merumuskan akta hukum organisasi ini, yang selesai pada 10 September 1912. Setelah itu, SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI) dan berkembang pesat di bawah kepemimpinannya.
HOS Tjokroaminoto memperluas pengaruh SI dengan mendirikan cabang-cabang di berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Puncaknya, pada 13 Januari 1913, ia memimpin rapat akbar SI di Surabaya yang dihadiri 80 ribu orang. Selanjutnya, dalam kongres pertama SI yang diadakan di Solo pada 25 Maret 1913, ia didaulat menjadi Wakil Ketua Umum.
Setahun kemudian, pada kongres kedua SI yang berlangsung pada 19-20 April 1914 di Yogyakarta, HOS Tjokroaminoto resmi menjadi Ketua Umum SI, menggantikan Samanhoedi. Di bawah kepemimpinannya, SI berkembang menjadi partai politik yang memperjuangkan keadilan sosial dan kemerdekaan Indonesia.
Akhir Perjuangan
HOS Tjokroaminoto wafat pada 17 Desember 1934 di usia 52 tahun. Selama hidupnya, ia mendedikasikan diri untuk perjuangan rakyat dan mencetak generasi pemimpin bangsa.
Sebagai Bapak Bangsa, HOS Tjokroaminoto meninggalkan warisan besar dalam sejarah perjuangan Indonesia. Namanya akan selalu dikenang sebagai tokoh yang memberikan inspirasi bagi generasi penerus untuk terus berjuang demi keadilan dan kemerdekaan. @redaksi
