KataKabar Online: Jawa Tengah – Dalam pertemuan hangat antara Ketua MPR RI Ahmad Muzani beserta rombongan dengan Raja Kraton Surakarta, tercipta jalinan kuat untuk bersama-sama melestarikan budaya nasional.
Pembicaraan berlangsung dalam suasana penuh makna, membahas sejarah panjang Kraton Surakarta yang sarat dengan perjuangan. Permaisuri Dalem GKR Pakoe Boewono dan putri Raja, GKR Timoer Rumbai, mengungkapkan tentang status Daerah Istimewa Surakarta (DIS) yang sempat ditangguhkan oleh Presiden Soekarno pada masa Paku Buwana XII.
“Pada masa Paku Buwana XII dulu, status DIS ditangguhkan karena banyak terjadi hal yang sangat meresahkan di Surakarta, dan akan dikembalikan ketika keadaan sudah kembali baik. Namun hingga saat ini, status tersebut belum dipulihkan,” ujar GKR Timoer Rumbai, putri tertua Raja Kraton Surakarta.
GKR Pakoe Boewono menambahkan bahwa pihak Kraton Surakarta pernah mengajukan permohonan pengembalian status DIS hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut yang signifikan.
“Sudah pernah ada pengajuan tentang DIS ini ke MK, tapi belum ada kelanjutannya. Mungkin karena waktu itu memang yang mengajukan bukan dari Sinuhun (Raja Kraton Surakarta SSISKS Pakoe Boewono XIII) secara langsung,” jelas Permaisuri Dalem Sinuhun itu.
Meski demikian, pihak Kraton Surakarta tetap berupaya mengembalikan status DIS tersebut. “Status DIS akan tetap kita upayakan untuk bisa kembali disandang oleh Kraton Surakarta. Semoga kunjungan Ketua MPR RI Bapak Ahmad Muzani tadi dapat membawa kerja sama yang berkelanjutan demi kebaikan Kraton Surakarta,” tutupnya.
Kunjungan Ketua dan Wakil Ketua MPR RI ke Kraton Surakarta ini menjadi wujud perhatian pemerintah terhadap pelestarian budaya. Harapan ke depan, kerja sama ini dapat memperkuat upaya pelestarian budaya dan sejarah, serta membawa manfaat yang lebih luas bagi Kraton Surakarta. @redaksi