Bentoel Internasional Investama Tbk. resmi hengkang dari pasar modal Indonesia setelah mendapatkan persetujuan penghapusan pencatatan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 Januari 2024. Keputusan ini merupakan bagian dari langkah Go Private yang diambil sebelumnya.
KataKabar Online: Ekonomi – Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini mengumumkan keputusan resmi keluarnya emiten rokok, PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA), dari pasar modal Indonesia.
Langkah ini diambil setelah RMBA mengajukan surat permohonan delisting pada 12 Oktober 2023, kemudian melanjutkan dengan surat permohonan penghapusan pencatatan efek pada 9 Januari 2024.
Menurut informasi yang dirilis oleh BEI, persyaratan dan prosedur delisting telah dipenuhi oleh PT Bentoel Internasional Investama Tbk sesuai dengan ketentuan III.2 Peraturan Bursa No.: I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Saham Kembali (Relisting).
Manajemen BEI menyatakan, “Bursa menyetujui penghapusan pencatatan Efek Perseroan di Bursa Efek Indonesia efektif pada hari Selasa, tanggal 16 Januari 2024.”
Dengan dicabutnya status Perseroan sebagai Perusahaan Tercatat (delisting), perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat, dan BEI akan menghapus nama perseroan dari daftar perusahaan tercatat yang mencatatkan sahamnya di BEI.
“Dalam hal Perseroan akan kembali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, maka proses pencatatan saham dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku,” tambah manajemen BEI.
Keputusan untuk Go Private
Sebelumnya, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) telah memutuskan untuk melepas status sebagai perusahaan terbuka dan menjadi tertutup (Go Private).
Sementara itu, Direktur Bentoel, Dinar Shinta Ulie, menjelaskan bahwa proses Go Private dan Delisting terus berlanjut dengan dukungan tenaga profesional yang kompeten.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan pada 27 Juli 2022, disetujui pengunduran diri Faisal Saif sebagai Presiden Direktur dan Martin Artur Guest sebagai Direktur. Para pemegang saham menyetujui pengangkatan William Lumentut sebagai Presiden Direktur dan Thomas Christian sebagai Direktur Perusahaan.
Selain itu, Dinar juga menyoroti tantangan yang dihadapi industri tembakau pada tahun 2022, termasuk kenaikan tarif cukai, Harga Jual Eceran (HJE), kurangnya tingkat prediktabilitas peraturan, perdagangan rokok ilegal yang meningkat, dan minimnya insentif untuk mendorong investasi.
Meskipun demikian, menurutnya, perseroan tetap optimis dan berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap keberlanjutan industri tembakau melalui regulasi yang seimbang.
“Bentoel yakin bahwa kami akan terus berperan aktif dalam perekonomian Indonesia, menciptakan nilai, dan membawa masa depan yang lebih baik bagi semua pemangku kepentingan,” tandas Dinar. @redaksi