Hubungan Korea Utara dan Selatan semakin memanas, dengan Korut melakukan tindakan provokatif. Seoul memperingatkan akan mengambil ‘tindakan yang tepat’ sebagai respons terhadap serangan peluru artileri Korut.
KataKabar Online: Internasional – Hubungan antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) semakin memanas, Jumat (5/1/2024). Tegangnya hubungan kedua negara itu, memicu evakuasi warga Korsel yang tinggal dekat perbatasan. Kementerian Pertahanan Korsel menilai Korut telah melakukan “tindakan provokatif” yang mengancam perdamaian di Semenanjung Korea.
“Ini adalah tindakan provokatif yang mengancam perdamaian di Semenanjung Korea,” tegas kementerian, seperti dilansir oleh AFP. Seoul mendesak Pyongyang untuk menghentikan aksinya dan memperingatkan bahwa Korsel akan merespons dengan “tindakan yang tepat”.
Tindakan provokatif tersebut terjadi setelah Korut menembak lebih dari 200 peluru artileri di dekat dua pulau Korsel pada Jumat pagi. Serangan ini dilakukan dari pukul 09.00 hingga 11.00 waktu setempat di wilayah Jangsan-got di bagian utara Pulau Baengnyeong dan wilayah utara Yeonpyeong Island.
Evakuasi warga sipil dilakukan sebagai langkah pencegahan setelah perintah tersebut dikeluarkan, seperti yang diungkapkan oleh pejabat lokal di Yeonpyeong. Pulau Yeonpyeong, yang terletak di Laut Kuning, sekitar 80 kilometer sebelah barat Incheon, merupakan lokasi serangan serupa yang terjadi pada November 2010, menewaskan empat orang termasuk dua warga sipil.
Selain evakuasi, media lokal melaporkan bahwa Korsel juga menjadwalkan “latihan menembak di laut” sebagai respons terhadap eskalasi konflik ini. Hal ini dijadwalkan dilakukan pada Jumat sore sebagai bagian dari pelatihan penembakan maritim Korps Marinir.
Ketegangan antara kedua Korea semakin memanas setelah latihan militer gabungan Amerika Serikat (AS)-Korsel di dekat perbatasan. Korut menyebut latihan ini sebagai manuver perang yang sembrono dan mengejek Korsel karena mendukung ambisi hegemonik Washington.
Hubungan antara kedua Korea kini berada pada titik terpanas dalam beberapa dekade, terutama setelah Kim Jong Un menetapkan status negara sebagai negara bertenaga nuklir dalam konstitusi dan memperingatkan kemungkinan serangan nuklir terhadap Korsel. Pada tahun 2023, Korut meluncurkan satelit pengintai, memperburuk situasi di Semenanjung Korea. @redaksi