Dalam kisah sejarah perjuangan Mataram Islam melawan penjajahan Belanda, nama Nyimas Utari bersinar sebagai sosok perempuan pemberani yang memainkan peran krusial dalam Perang Batavia II. Sebagai mata-mata Mataram Islam, keberaniannya membawa dampak besar, ia berhasil meracuni Gubernur Jenderal VOC pertama, Jan Pieterszoon Coen.
KataKabar Online: Tokoh – Nyimas Utari, nama yang melambangkan keberanian dan dedikasi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya Kerajaan Mataram Islam melawan penjajahan Belanda. Sebagai seorang mata-mata Mataram Islam, Nyimas Utari memainkan peran besar dalam pertempuran Mataram Islam dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie).
Latar Belakang:
Nyimas Utari lahir di Desa Sumurup, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia adalah putri dari Ki Ageng Sumurup dan Nyai Ageng Sumurup, keluarga yang memiliki kedudukan penting dalam masyarakat setempat.
Dikenal juga dengan nama Sandijayaningsih atau Sandi Utari, Nyimas Utari tumbuh menjadi seorang wanita yang tidak hanya cantik, tetapi juga cerdas. Kombinasi ini menarik perhatian Sultan Agung Hanyokrokusumo, yang kemudian mengangkatnya menjadi salah satu selirnya.
Peran dalam Perang Batavia II:
Sultan Agung memiliki rencana besar untuk melawan VOC yang telah menguasai Batavia dan mengancam kedaulatan Mataram Islam. Dalam rangkaian persiapan perang, pasukan besar dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso dan Raden Mas Rangsang (Pangeran Diponegoro).
Nyimas Utari juga turut serta dalam misi khusus “Dom Sumuruping Mbanyu,” sebuah pasukan elit yang ditugaskan untuk menyusup ke benteng VOC di Batavia. Pasukan ini terdiri dari 100 orang pilihan, termasuk Nyimas Utari, yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan sabotase, spionase, dan bahkan pembunuhan terhadap pejabat VOC.
Pembunuhan Jan Pieterszoon Coen:
Nyimas Utari berhasil menyamar sebagai penyanyi kesayangan Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal VOC pertama. Sering diundang untuk menghibur di pesta-pesta VOC, Nyimas Utari dengan berani mengambil risiko untuk meracuni Coen dengan campuran racun arsenik dalam minuman yang diminumnya.
Pada 20 September 1629, Nyimas Utari berhasil membunuh Coen. Tindakan berani ini tidak hanya menjadi kemenangan taktis Mataram Islam, tetapi juga simbol keberanian perempuan dalam perjuangan melawan penjajahan.
Setelah membunuh Coen, Nyimas Utari memenggal kepala Coen dan mengirimkannya ke luar benteng VOC di Batavia. Kepala Coen kemudian dibawa ke ibu kota Mataram Islam di Kotagede, menjadi bukti keberhasilan misi dan simbol kemenangan Mataram Islam atas VOC.
Warisan dan Penghargaan:
Nyimas Utari menjadi contoh nyata perempuan tangguh yang turut berperan dalam kisah perlawanan dan kejayaan Kerajaan Mataram Islam melawan penjajahan Belanda. Kisah kepahlawanannya menjadi inspirasi, menggambarkan bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam sejarah perjuangan bangsanya.
Dengan keberaniannya, Nyimas Utari menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi heroik perjuangan Kerajaan Mataram Islam melawan penjajahan Belanda. Sebagai perempuan pejuang, warisannya tetap hidup dalam hati dan semangat bangsa, mengajarkan bahwa keberanian dan tekad dapat mengatasi segala rintangan untuk meraih kemerdekaan. @redaksi